Selamat datang, bacalah selalu "Basmalah" sebelum membacanya, semoga bisa menambah pengetahuan bagi kita semua

Wednesday, February 28, 2018

Blogger

Jamaah Ansor Banser Nyanyi-nyanyi saat SAI, ini tanggapan MUI dan reaksi Keras Arab Saudi serta Klarifikasi KBRI


Sebelumnya, sempat heboh dengan munculnya video tentang jamaah umrah Indonesia yang melakukan Sa'i (rukun umrah/haji) di Makkah dengan membacakan ikrar Pancasila. Kali ini, masyarakat Indonesia dukagetkan kembali dengan munculnya video yang memperlihatkan jamaah umrah yang melakukan Sa'i dengan melantunkan lagu Syubbanul Wathon.

Dalam akun Twitternya Guntur Romli yang merupakan seorang intelekual muda NU (Nahdlatul Ulama) dan Politikus Partai Solidaritas Indonesia mengunggah video dengan lantunan "Yaa Lal Wathan". di sela-sela Sai (berjalan dan berlari-lari kecil pulang-pergi tujuh kali dari Safa ke Marwa dan sebaliknya) --salah satu rukum umrah dan Haji--.


"Selain bacaan-bacaan saat Sai, Jamaah Sorban (anSOR BANser) juga gelorakan Ya Lal Wathan...Indonesia biladi... Indonesia Negeriku... di Masjidil Haram Makkah," cuit Guntur Romli di akun Twitternya, Sabtu (24/2).

Gerakan Pemuda (GP) Ansor merupakan organisasi kepemudaan yang berafiliasi pada Nahdlatul Ulama (NU). Sementara Banser atau Barisan Ansor Serbaguna adalah badan otonom dari GP Ansor.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia Cholil Nafis berpendapat, "Sebaiknya, dalam menjalankan ibadah umrah, dia mengimbau masyarakat untuk khusyuk, berzikir, dan menghindari banyak publikasi agar dijauhkan dari sifat pamer atau riya."

"Tidak ada larangan, cuma membaca syair itu tak pada tempatnya," dalam keterangan tertulis, Selasa (27/2).

Protes Pemerintah Arab Saudi

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dikabarkan protes keras kepada Dubes RI atas kejadian Sa'i sambil nyanyi yang dilakukan jama'ah umroh dari Indonesia. Sebelumnya juga heboh jamaah umroh Indonesia ikrar membacakan Pancasila.

Terkait kejadian sa'i sambil nyanyi dan kabar protes keras pemerintah Arab Saudi tersebut, pihak Dubes RI untuk Arab Saudi, Bapak Agus Maftuh Abegebriel menyampaikan klarifikasi mengenai hal tersebut di akun Facebooknya.

Berikut pernyataanya



"Nah terkait video viral tentang saudara2 kita yg melakukan aksi “tak lazim” di pelataran tempat sai(mas’a), saya belum dipanggil (semoga tidak) dan belum digempur dg “Nota Protes” tetapi baru pada fase via telpon dan alhamdulillah setelah saya jelaskan kepada KSA mereka mulai bisa memahami, meski mereka luncurkan seabreg pertanyaan yg harus jawab. Mereka minta kepastian kepada saya agar kejadian tersebut tidak terulang dan menekan saya sebagai pelayan WNI di Saudi untuk menyampaikan dan mengajarkan RAMBU-RAMBU DIPLOMATIK yang harus dijunjung bersama.

Sebagian rambu2 tersebut ada dalam gambar di bawah ini untuk difahami biar kita tdk nabrak2 koridor etika diplomasi.

Sebagai Pelayan WNI di Arab Saudi, saya menyampaikan beberapa hal sbb: 

1. Sebagai Pelayan Ekspatriat Indonesia (Indonesiyyin Mughtaribin) di Arab Saudi, saya Dubes LBBP RI, Agus Maftuh Abegebriel menyayangkan terjadinya aksi yang “tidak biasa” di Mas'a (tempat melakukan ibadah Sa'i) yang dilakukan oleh segelintir jamaah umrah Indonesia;

2. Semua WNI yang berada di Arab Saudi baik yang tinggal(muqimin), umrah, haji atau yang sedang berkunjung secara otomatis akan menjadi tanggung jawab KBRI untuk memberikan perlindungan dan pengayoman kepada mereka . 

3. Dan jika ada WNI di Arab Saudi ini melakukan tindakan yang keluar dari kepatutan dan menabrak rambu2 diplomatik, maka secara diplomatik yang akan diprotes pertama kali oleh Kerajaan Arab Saudi adalah Dubes RI sebagai Pelayan Ekspatriat Indonesia di Arab Saudi;

4. Aksi di Mas'a tersebut berpotensi -sekali lagi- berpotensi mengganggu hubungan diplomatik Indonesia - Arab Saudi (SAUNESIA) yang saat ini sedang berada di masa keemasan (al-Ashr al-Zahabiy al-Muzahhab). 

5. Kepada seluruh Ekspatriat Indonesia yang sedang atau akan berkunjung ke Arab Saudi, dihimbau untuk mematuhi hukum, peraturan dan kepatutan yang berlaku di Arab Saudi. 

6. Kerajaan Arab Saudi melarang keras segala bentuk politisasi Umrah ataupun Haji. 

7. Jika WNI ingin berkreasi, maka KBRI siap memfasilitasi dengan catatan kreasi dan aksi tersebut dilakukan di dalam tembok KBRI yang merupakan wilayah penuh Republik Indonesia serta memiliki kekebalan diplomatik. Satu CM (centimeter) di luar tembok KBRI itu sudah masuk wilayah kedaulatan Saudi Arabia yang harus tunduk pada hukum, aturan dan norma Saudi (pernah saya pesankan kepada rombongan jamaah umroh). 

Yang terakhir, kami semua yang di KBRI menit dan detik ini pikiran dan usaha keras sedang kami fokuskan untuk menyelamatkan nyawa beberapa WNI yang terkena hukuman mati. Kami sedang ikhtiar melakukan PK(Peninjauan Kembali, I’adatun Nazar) dan PK ini adalah yang pertama kali dalam sejarah KBRI Riyadh. Mohon kami didoakan kepada Alloh agar semua ikhtiar ini dimudahkan sebagai Khidmah kemanusiaan KBRI Riyadh dan jangan bebani kami dengan hal2 yg seharusnya tidak perlu terjadi.

Suwun

Saya tulis di Pattani, Thailand dlm tugas bersama Dubes2 OKI untuk menyapa saudara2 muslim kita di Southern Border Provinces."

Berikut Video yang di upload Guntur Romli dalam Twitternya.






“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim: 1893)
Sebarkan jika Bermanfaat, Klik Tombol di bawah ini ^_^

0 komentar:

Post a Comment

Cara-Cara Menghasilan Uang dari YouTube dengan Mudah

Saat ini, menghasilkan uang dari internet bukanlah hal yang mustahil. Salah satu cara mendapatkan uang tersebut adalah lewat YouTube. Cara m...