Selamat datang, bacalah selalu "Basmalah" sebelum membacanya, semoga bisa menambah pengetahuan bagi kita semua
Blogger

This is Kalimah Tayyab

Laaa Ilaaha Illa-llaahu Muhammadur-Rasoolu-llaah

There is none worthy of worship except Allah and Muhammad is the Messenger of Allah

Blogger

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Blogger

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Blogger

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Blogger

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wednesday, June 22, 2016

Blogger

Islam adalah Agama yang Mudah

Islam adalah agama yang mudah dan sesuai dengan fitrah manusia. Islam adalah agama yang tidak sulit. Allah Azza wa Jalla menghendaki kemudahan kepada umat manusia dan tidak menghendaki kesusahan kepada mereka. Allah Azza wa Jalla mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rahmat.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” [Al-Anbiyaa’: 107]

Allah menurunkan Al-Qur-an untuk membimbing manusia kepada kemudahan, keselamatan, kebahagiaan dan tidak membuat manusia celaka, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

مَا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَىٰ إِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَن يَخْشَىٰ تَنزِيلًا مِّمَّنْ خَلَقَ الْأَرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلَى

“Kami tidak menurunkan Al-Qur-an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah; melainkan sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), diturunkan dari (Allah) yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.” [Thaahaa: 2-4]

Sebagai contoh tentang kemudahan Islam:

1. Menuntut ilmu syar’i, belajar Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salaf adalah mudah. Kita dapat belajar setiap hari atau sepekan dua kali, di sela-sela waktu kita yang sangat luang.

2. Mentauhidkan Allah dan beribadah hanya kepada-Nya adalah mudah.

3. Melaksanakan Sunnah-Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah mudah, seperti memanjangkan jenggot, memakai pakaian di atas mata kaki, dan lainnya.

4. Shalat hanya diwajibkan 5 waktu dalam 24 jam. Orang yang khusyu’ dalam shalat, paling lama 10 menit, dalam hitungan hari ia melaksanakan shalatnya dalam sehari hanya 50 menit dalam waktu 24 x 60 menit.

5. Orang sakit wajib shalat, boleh sambil duduk atau berbaring jika tidak mampu berdiri.

6. Jika tidak ada air (untuk bersuci), maka dibolehkan tayammum.

7. Jika terkena najis, hanya dicuci bagian yang terkena najis, (agama lain harus menggunting pakaian tersebut dan dibuang).

8. Musafir disunnahkan mengqashar (meringkas) shalat dan boleh menjama’ (menggabung) dua shalat apabila dibutuhkan, seperti shalat Zhuhur dengan ‘Ashar, dan Maghrib dengan ‘Isya’.

9. Seluruh permukaan bumi ini dijadikan untuk tempat shalat dan boleh dipakai untuk bersuci (tayammum).

10. Puasa hanya wajib selama satu bulan, yaitu pada bulan Ramadlan setahun sekali.

11. Orang sakit dan musafir boleh tidak berpuasa asal ia mengganti puasa pada hari yang lain, demikian juga orang yang nifas dan haidh.

12. Orang yang sudah tua renta, perempuan hamil dan menyusui apabila tidak mampu boleh tidak berpuasa, dengan menggantinya dalam bentuk fidyah. [2]

13. Zakat hanya wajib dikeluarkan sekali setahun, bila sudah sampai nishab dan haul.

14. Haji hanya wajib sekali seumur hidup. Barangsiapa yang ingin menambah, maka itu hanyalah sunnah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh al-Aqra’ bin Habis tentang berapa kali haji harus ditunaikan, apakah harus setiap tahun ataukah hanya cukup sekali seumur hidup? Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

بَلْ مَرَّةً وَاحِدَةً فَمَنْ زَادَ فَهُوَ تَطَوُّعٌ.

“Haji itu (wajibnya) satu kali, barangsiapa yang ingin menambah, maka itu sunnah.” [3]

15. Memakai jilbab mudah dan tidak berat bagi muslimah sesuai dengan syari’at Islam. Untuk masalah jilbab silahkan lihat kitab Jilbab Mar’ah Muslimah oleh Syaikh Imam Muhammad Nashirudin al-Albani rahimahullah.

16. Qishash (balas bunuh) hanya untuk orang yang membunuh orang lain dengan sengaja.[4]

Allah Azza wa Jalla menginginkan kemudahan dan tidak menginginkan kesulitan atas hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“…Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…” [Al-Baqarah: 185]

مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“…Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.” [Al-Maa-idah: 6]

وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ

“… Dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu da-lam agama …” [Al-Hajj: 78]

Agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, baik dalam hal ‘aqidah, syari’at, ibadah, muamalah dan lainnya. Allah Azza wa Jalla menyuruh manusia untuk menghadap dan masuk ke agama fitrah. Allah Azza wa Jalla berfirman:

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” [Ar-Ruum: 30]

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَامِنْ مَوْلُوْدٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ.

“Tidaklah seorang bayi dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” [5]

Tidak mungkin, Allah Azza wa Jalla yang telah menciptakan manusia, kemudian Allah Azza wa Jalla memberikan beban kepada hamba-hamba-Nya apa yang mereka tidak sanggup lakukan, Mahasuci Allah dari sifat yang demikian.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” [Al-Baqarah: 286]

Tidak ada hal apa pun yang sulit dalam Islam. Allah Azza wa Jalla tidak akan membebankan sesuatu yang manusia tidak mampu melaksanakannya.

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

إِنَّ الدِّيْنَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّيْنَ إِلاَّ غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا، وَأَبْشِرُوْا، وَاسْتَعِيْنُوْا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ.

“Sesungguhnya agama (Islam) itu mudah. Tidaklah seseorang mempersulit (berlebih-lebihan) dalam agamanya kecuali akan terkalahkan (tidak dapat melaksanakannya dengan sempurna). Oleh karena itu, berlaku luruslah, sederhana (tidak melampaui batas), dan bergembiralah (karena memperoleh pahala) serta memohon pertolongan (kepada Allah) dengan ibadah pada waktu pagi, petang dan sebagian malam.” [6]

Orang yang menganggap Islam itu berat, keras, dan sulit, hal tersebut hanya muncul karena:

1. Kebodohan tentang Islam, umat Islam tidak belajar Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih menurut pema-haman Shahabat, tidak mau menuntut ilmu syar’i.

2. Mengikuti hawa nafsu. Orang yang mengikuti hawa nafsu, hanya akan menganggap mudah apa-apa yang sesuai dengan hawa nafsunya.

3. Banyak berbuat dosa dan maksiyat, sebab dosa dan maksiyat menghalangi seseorang untuk berbuat kebajikan dan selalu merasa berat untuk melakukannya.

4. Mengikuti agama nenek moyang dan mengikuti banyaknya pendapat orang. Jika ia mengikuti Al-Qur-an dan As-Sunnah, niscaya ia akan mendapat hidayah dan Allah Azza wa Jalla akan memudahkan ia dalam menjalankan agamanya.

Allah Azza wa Jalla mengutus Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menghilangkan beban dan belenggu-belenggu yang ada pada manusia, sebagaimana yang tersurat dalam Al-Qur-an:

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ يَأْمُرُهُم بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“ (Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis), yang (namanya) mereka dapati tertulis dalam kitab Taurat dan Injil yang ada di pada mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membebaskan dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur-an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” [Al-A’raaf: 157]

Dalam syari’at yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ada lagi beban-beban berat yang dipikulkan kepada Bani Israil. Di antara beban berat itu ialah:

• Saling membunuh penyembah sapi. [7]
• Mewajibkan qishas pada pembunuhan baik yang disengaja ataupun tidak, tanpa memperbolehkan membayar diyat.
• Memotong anggota badan yang melakukan kesalahan.
• Melarang makan dan tidur bersama istrinya yang sedang haidh.
• Membuang atau menggunting kain yang terkena najis.

Kemudian Islam datang menjelaskan dengan mudah, seperti pakaian yang terkena najis wajib dicuci namun tidak digunting.[8]

Syari’at Islam adalah mudah. Kemudahan syari’at Islam berlaku dalam semua hal, baik dalam ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), baik tentang ‘aqidah, ibadah, akhlak, mu’amalah, jual beli, pinjam meminjam, pernikahan, hukuman dan lainnya.

Semua perintah dalam Islam mengandung banyak manfaat. Sebaliknya, semua larangan dalam Islam mengandung banyak kemudharatan di dalamnya. Maka, kewajiban atas kita untuk sungguh-sungguh memegang teguh syari’at Islam dan mengamalkannya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا.

“Permudahlah dan jangan mempersulit, berikanlah kabar gembira dan jangan membuat orang lari.” [9]

[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan ke 3]
_______
Footnote
[1]. Pembahasan ini diambil dari Kamaluddin al-Islami oleh Syaikh ‘Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim (hal. 42) dan Shuwarun min Samaahatil Islaam oleh DR. ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdurrahman bin ‘Ali ar-Rabii’ah, cet. Darul Mathbu’aat al-Haditsah, Jeddah th. 1406 H, dan kitab-kitab lainnya.
[2]. Lihat Irwaa-ul Ghalil fii Takhriiji Ahaadits Manaaris Sabiil (IV/17-25) juga Shifat Shaumin Nabiy (hal. 80-85) oleh Syaikh Salim al-Hilaly dan Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul Hamid, cet. Maktabah al-Islamiyyah, th. 1412 H.
[3]. HR. Abu Dawud (no. 1721), al-Hakim (II/293), an-Nasa-i (V/111), dan Ibnu Majah (no. 2886), lafazh ini milik Abu Dawud.
[4]. Lihat QS. Al-Baqarah 178-179.
[5]. HR. Al-Bukhari (no. 1358) dan Muslim (no. 2658), dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.
[6]. HR. Al-Bukhari (no. 39), Kitabul Iman bab Addiinu Yusrun, dan an-Nasa-i (VIII/122), dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.
[7]. Lihat surat al-Baqarah ayat 54.
[8]. Lihat Shuwarun min Samaahatil Islaam oleh Dr. ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdur Rahman bin ‘Ali ar-Rabii’ah.
[9]. HR. Al-Bukhari (no. 69, 6125), Muslim (no. 1734) dan Ahmad (III/131) dari Shahabat Anas z. Lafazh ini milik al-Bukhari

“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim: 1893)
Sebarkan jika Bermanfaat, Klik Tombol di bawah ini ^_^

Saturday, June 4, 2016

Blogger

Babasan Pamasrahan Bakal Panganten Pameget.

Ass. Wr. wb
Bismillah jadi sekar pangiring catur, ngajadi tuturus laku, muru sampurnaning rahayu, banjaran jatining bagja.
Alhamdulillah panyinglar Riya jeung Sum’ah, anu pasolengkrah nyaruntah dina galeuh leuleumbutan, panundung ujub jeung takabur,  anu ngagojod dina qolbu, pangusir anu ngadaki dina ati, nu tinggal iwal ti setra bersihna ati, geusan nampa jorelatna hidayah al-qur’an jeung sunnah Rosululloh SAW.
Ku ucapan kalimat syahadataen, anu netepkeun pagusten, bari pasang subaya ka gusti nu maha suci, Insya Alloh moal arek lunca linci, mulang udar tina tali gadang, najan tepi ka iraha oge, keukeuh kukuh, anteng manteng moal rek monteng, najan loba nu muntangan.
Sholawat salam teh hiji do’a, nu nandakeun kadeudeuh sareng kameumeut anu maneuh, ka gusti junjunan alam, kakasih Alloh, habibana wanabiyana Muhammad SAW, ka kulawargina, miwah ka para shohabatna, sareng ka jalma anu turut tumut kamantena, pamugi kalebet urang sadayana. Amiin.
Para hadirin wal hadiroh rohimakumulloh! Utamina pangersa Al-mukarom al-mukaromah, biyang sareng ramana bakal panganten istri, kalih sadaya kawargiannana.
Saur paripaos sepuh tea mah, sim abdi dina ieu sa’at, lambe sambung lemek, ilat sambung talatah, sampean sambung lengkah, kenging ka percanteunan ti pangersa Al-mukarom al-mukaromah Bapa ………………….. kanggo ngadugikeun pamaksadannana.
Dupi anu kahiji ngadugikeun hatursewu panuhun, laksaketining kabingahan manah, ka kasih ati miwah ka kulawargi bakal panganten istri.
Anu kaduana, seja nyuhunkeun sihapunteun kasadayana, tina sugrining kalepatan, bilih rombongan anu sumping, kirang tata titi duga sareng peryogana, kasadayana neda tawakuf sareng hapuntena bae.
Anu katiluna, nyanggakeun silaturrohmi ka sadayana pamugi kersa nampina, kalayan pamugi Alloh SWT ngersakeun maparin paedah silaturrahmina. Amiin ya robbal ‘alamiin.
Dupi anu kaopatna, sumeja unjuk kapihatur sarehna di rorompok teh, gaduh putra anu keur mangsana remaja, gumeleber kumalayang, mapai-mapai raratan qodar pangeran, sumiriwik nitih taqdir ti ajali, kumawantun lolongok ka lebet kebon patamanan kagungan bapa……… didieu, rupina bae pasarandog amprok, sareng sekar anu nuju mangkak nantang seuseup, atuh waktos wangsul ka rorompok teh, katingal pun anak guling gasahan, lir kadudut lelembutan, kapentang mamaras rasa. Hoyong metik naming heunteu wanton, sanaos aya paripaos, batu turun keusik naek kalapa tonggoheunnana, Jang ……..  daek, Nenk ………… daek, sami sami pada bogoheunnana, saumpami heunteu kawidian kunu kagungan taman, da gening taman teh di pageur ku ajaran agama sareng susila.
Ku kituna unjuk kapihatur campaka teh hoyong dipetik, pangersa bapa kalih ibu pamugi widi, seja di anggo aleman sungkeman, pupunden rasa, buah ati, tempat kasucian ati, tempat sasampayan kaheman rasa, di damel batur hirup Saumur-umur, diajak sasarengan ngojayan sagara rumah tangga, neuleuman caladi laki rabi, pamugi pinareng tinemu bagja tansah kinayungan, salamina aya dina kaasih gusti anu maha suci, Amiin, rupina kitu gerentes pun anak teh.
Atuh waktos ayeuna, kagok asong kapalang rongkong, tatandang nu bakal mindang, balebat mangsana miyang, cunduk waktu nu rahayu, nitih wanci nu mustar, ninggang mangsa nu utama, malati ligarna ati, kembang tanjung nu gumulung, pameungkeut cangreud kadeudeuh, pakait patali asih, antawis Jang ……. Ka Neng …… pinasti rintih ngahiji, subaya nu bakal nyata, geugeut layeut laki rabi, sumangga urang sakseni.
Salajengna sim abdi, kalawan asamana Bapa …… nyaeta sepuh calon bakal panganten pameugeut, neda panyaksen ti sadayana kalayan ucapan BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM!
Mangga nyanggakeun pun anak anu wastana, Ujang ………. Ka pangersa bapa kalih  ibu ……… kanggo di dahupkeun ka tuang putrid anu wastana Neng ………
Luyu sareng babadantenan urang kapungkur naming saleresnamah nyanggakeun teh mung nyanggakeun wungkul awak sakujur, tiluhur sahibas rambut, tihandap sahibas dampal, tigigir sapanggiling gisik kulit, rambutna salambar, getihna satetes, tulangna sahuntu, nafasna sadada, kabodoan sareng ireng kataligeuhannana, sanggem paripaos tea mah:
Ditekuk maung,
Katinggang pangpung,
Ilang alang marga hina,
Sumangga seja nyanggakeun….
Namung pun anak teh heunteu barang bantun anu nyugeumakeun, keupat kapitkeupat nampah teh saleresna, teu janjang jinjing, teu kapal keupeul, atuh eta mah manawi aya anu dijinjing anu di tangeuy, etang-etang tilam kadeudeuh bae ti pun anak ka tuang putrid didieu, pamugi katampi.
Pamungkas ti sim abdi, seja I’tidar sanduk-=sanduk papalaku, bilih bae aya sanggeum nu maduuk kana kalbu, ngagaris kana ing panggalih, langkung sahur bahe carek, aya basa kirang merenah, aya kecap kalepasan, pamugi bae sadayana, utamina pangersa sepuhna bakal panganten istri miwah sadaya kulawargi, mugi ageing cukup lumur pangapunten, neda jembar pangampura, kersa ngamparkeun lautan pangaksami, akhirna mangga sapurati ngahatutkeun.
 Wass. Wr. Wb.

“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim: 1893)
Sebarkan jika Bermanfaat, Klik Tombol di bawah ini ^_^

Monday, April 4, 2016

Blogger

Bulughul Maram Min Adillatil Ahkaam

Bulughul Maram merupakan salah satu karya fenomenal dari al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalany setelah Syarah (penjelasan) Shahih Bukhari, yaitu Fathul-Bari. Kitab ini beliau tulis berdasarkan hafalan beliau tanpa melihat kepada kitab aslinya. Sungguh mulia beliau menghafal sekian ribu hadits, lalu mengajarkannya. Begitupun hingga kini, berapa banyak berapa banyak ulama yang telah dan sedang mengajarkan kitab ini kepada kaum muslimin. Semua itu mudah-mudahan Alloh Subhanahu wa Ta'ala membalas dengan kebaikan yang berlipat-lipat ganda kepada al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalany dan para ulama, serta umat Islam yang telah dan sedang mengajar dan mempelajarinya. 
Alhamdulillah program ini di release sebagai freeware. yang bebas didistribusikan selama tidak dikomersilkan dan bahkan dianjurkan menyebarkannya kepada saudara sesama muslim. Jazaakumullahu Khairan Katsiiraan
(Sumber:alquran-sunnah.com)
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim: 1893)
Sebarkan jika Bermanfaat, Klik Tombol di bawah ini ^_^
Blogger

Kumpulan Artikel Almanhaj

File yang telah berada di tangan antum sekarang ini merupakan kumpulan artikel dari situs almanhaj.or.id dimana nama-nama kategori dalam file CHM ini telah mengalami penyesuaian dan pengeditan. Kami berkewajiban untuk menyampaikannya kepada kaum muslimin yang insya Allah dalam rangka menegakkan kebenaran dan menyingkirkan kebodohan dengan berpegang teguh kepada Al-Quran dan As-Sunnah menurut pemahaman para sahabat dan para pengikutnya. Anda bebas mendistribusikan dengan rasa tanggung jawab. Juga diperbolehkan mengutip sebagian atau seluruh isi artikel dengan menjaga keilmiahan dan mencantumkan sumber rujukan dengan jelas dan penuh kejujuran.
(Sumber:alquran-sunnah.com)
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim: 1893)
Sebarkan jika Bermanfaat, Klik Tombol di bawah ini ^_^

Friday, April 1, 2016

Blogger

Prediksi Soal UAS TIK IX 2016

Tinggal sebentar lagi untuk kelas IX akan menghadapi UAS (Ujian Akhir Sekolah) untuk tahun ajaran 2015/2016. Sebagai bahan pembelajaran kami sajikan prediksi soal TIK sebagai bahan latihan

PETUNJUK PENGISIAN
1.       Tulislah nama Anda terlebih dahulu
2.       Klik tombol MULAI
3.       Pilih Salah satu jawaban yag benar
4.       Klik tombol JAWABAN SAYA
5.       Lakukan sampai selesai
6.       Lihat Hasil Score


“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim: 1893)
Sebarkan jika Bermanfaat, Klik Tombol di bawah ini ^_^

Monday, March 28, 2016

Blogger

Kode Warna HTML


Dalam membuat blog kadang kita bingung untuk menentukan kode warna yang akan digunakan, untuk mempermudah menentukan warna, berikut ini saya sertakan kode HTML warna berikut

Tolls untuk melihat Kode Warna 
Melihat KODE HTML warna yang diinginkan.
Klik warna yang anda inginkan lalu secara otomatis kode dari warna yang anda klik akan terlihat pada kotak kecil di sampingnya ( kotak pertama / kotak yang paling atas ). 3 kotak warna di bawahnya sebagai warna alternatif yang mungkin anda inginkan juga. Anda tinggal mengcopy paste kode warna tersebut.
Melihat WARNA kode html
Anda punya kode warna di template blog tapi tidak tahu kode warna tersebut untuk warna apa ? Masukkan atau ketikkan kode warna anda pada KOTAK yang ada di bawah tulisan "Insert the hex code ( without"#") below and press the Update button"Ingat...!!! jangan masukkan tanda pagar ( # ), misalnya anda ingin mengetahui warna dari kode warna #FF3300 maka masukkan kode FF3300 saja pada kotaknya lalu klik tombol "UPDATE". Secara otomatis, anda akan melihat warna dari kode warna #FF3300 pada kotak kecil di atasnya beserta 3 pilihan warna alternatif.
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim: 1893)
Sebarkan jika Bermanfaat, Klik Tombol di bawah ini ^_^

Sunday, March 27, 2016

Blogger

Tafsir Ibnu Katsir QS:1:1 (Basa Sunda Bag1)

سورة الفاتحة
AL-FATIHAH
(Bubuka)
Surat Makiyyah
Surat Ka-1 : 7 ayat

Abu Bakar bin al-Anbari ngariwayatkeun ti Qotadah, anjeuna ngunggelkeun, surat -surat dina Al-Qur’an anu lungsur di Madinah nyaeta serat al-Baqarah, Ali-Imran, an-Nisa’, al-Maidah, Bara’ah, ar-Ra’ad, an-Nahl, al-Hajj, an-Nuur, al-Ahzab, Muhammad, al-Hujurat, ar-Rahman, al-Hadid, al-Mujadalah, al-Hasyr, al-Mumtahanah, ash-Shaff, al-Jumu’ah, al-Munafiqun, at-Taghabun, at-Thalaq ti ayat “Ya ayyuhannabiyyu lima tuharrimu” dugi ayat kesepuluh,az-Zalzalah,sarta an-Nashr. Sadaya surat di luhur dilungsurkeun di Madinah, sarta surat -surat anu lianna dilungsurkeun di Mekkah.
Jumlah ayat dina Al-Qur’an aya 6000 ayat. Para ulama benten pamadegan ngeunaan jumlah anu langkung ti genep rebu eta. Aya anu nyatakeun henteu langkung ti genep rebu kasebat. Aya deui anu nyatakeun henteu langkung ti jumlah eta, aya deui anu nyatakeun jumlahna 6236. Kitu disebatkeun ku Abu Amr al-Daani dina kitab na al-Bayan.
Ngeunaan jumlah kalimah, nurutkeun al-Fadhl bin Syadzan ti Atha’ bin Yasan sadayana 77.439 kalimah. Sedengkeun ngeunaan hurup na, Salam Abu Muhammad al-Mamami nyarioskeun, al-Hajjaj (al-Hajjaj bin Yusuf) kantos ngumpulkeun para qurra’ (ahli aosan al-Qur’an), huffadz (para hafidz al-Qur’an) sarta kuttab (para panulis al-Qur’an), teras anjeuna cumarios,“Terangkeun ka kuring ngeunaan al-Qur’an sacara gamblangna, sabaraha hurup na?” saatosna dietang, aranjeuna sapuk yen jumlahna 340.740 hurup. saterasna Hajjaj nyaurkeun: “Ayeuna terangkeun ngeunaan pertengahan al-Qur’an.” Sarta tetela pertengan al-Qur’an eta teh hurup “ف” dina kalimah “وليتلطف” dina surat al-Kahfi.
Para ulama benten pamadegan ngeunaan hartos kalimah surat, tina kalimah naon dicandakna? Aya anu ngagaduhan pamadegan yen kalimah “السورة” eta asalna ti kalimah “الأبانة” (kejelasan) sarta “الأرتفاع” (kalungguhan)
Saurang penyair, an-Nabighah, nyarioskeun:
اَلَمْ تَرَ أَنَّ اللهَ أَعْطَاكَ سُوْرَةً * تَرَى كُلُّ مَلِكٍ دُوْنَهَا يَتَذَبْذَبُ
Naha anjeun teu ningali (uninga) , saestuna Allah parantos masihan anjeun kalungguhan anu luhur.
Anjeun geus ningali saban raja payuneunana ngaraos bimbang.
Ku kituna pamaca pindah ti hiji tingkatan ka tingkatan lianna. Aya anu nyaurkeun, ku alatan kemuliaan sarta luhurna lir ibarat pager nagari. Aya oge anu nyaurkeun, disebat surat margi mangrupakeun potongan sarta bagian tina al-Qur’an anu asalna ti kalimah ”اسارالأناء”, anu hartosna rorodan ti bagean kalimah anu mimitina ngagunakeun hamzah, saterasna hamzah eta dirobah janten (dhammah) wawu margi hurup saacana ngagunakeun dhammah, aya oge anu nyaurkeun disebut surat margi kelengkepan sarta kasampurnaanana, margi bangsa arab nyebatkeun onta anu sampurna ku kalimah surat. Nurutkeun nu nulis, tiasa oge asalna tina ringkesan nu ngawengku kana ayat-ayat Allah anu dikandungna, sepertos halna pager nagari disebat kitu margi ngawengku imah sarta tempat cicing pendudukna.
Jama’ ”السورة”, nyaeta ”سور”. Aya oge anu ngajama’na kalawan kalimah ”سورات” sarta ”سورات” . sedengkeun ayat mangrupa tawis pamotong kalimah sateuacan kalawan anu satutasna, hartosna misah sarta mandiri tinu lianna. Allah SWT ngadawuh ”إِنَّ آيَةَ مُلْكِهِ” “Saestuna ayat (tawis) kakawasaan-Na” (QS. Al-Baqarah: 248)
تَوَهَّمْتُ آيَاتٍ لَهَا فَعَرَفْتُهَا * لِسِتَّةِ أَعْوَامٍ وَذَا الْعَامُ سَابِعُ
Kuring ngabayangkeun tawis-tawis na, mangka kuring oge mikawanoh anjeuna.
Sanggeus langkung genep warsih sarta ayeuna anu katujuh
Aya oge anu nyatakeun, disebat ayat margi mangrupikeun kumpulan sarta jumplukan hurup-hurup al-Qur’an. Sakumaha disebatkeun, maranehanana kaluar kalawan ayat-ayat na, yaktos kalawan kelompoknya:
Saurang penyair nyaurkeun:
خَرَجْنَا مِنَ النَّقْبَيْنِ لاَحَىٌّ مِثْلُنَا * بآيَتِنَا نُرْجِى اللِّقَاحَ الْمُطَافِلاَ
kami kaluar ti Nagbain, teu aya kampung (kahirupan) seperti kami.
Kalawan sasarengan kelompok, kami ngiringkeun onta.
Aya oge anu nyaurkeun, disebut “آية” margi mangrupa hiji kaajaiban anu moal sangup hiji jalmi oge nyaros sapertos kitu. Sibawaih ngunggelkeun, eta kalimah asalna tina kalimah “أيية”,sepertos “أكمة” sarta “شجرة”  lajeng hurup “ya” anu hiji barobah janten alif, ku kituna janten “آية”. Jama’na nyaeta “آي” atawa “آياب”.
Sedengkeun anu dimaksud kalimah eta teh hiji lafazh, nanging tiasa oge diwangun ti dua hurup, sarta seueurna nyaeta sapuluh hurup, contona “ما” , ”لا”. Sarta kadangkala hiji kalimah janten ayat. Abu Amr ad-Daani ngunggelkeun, kuring henteu uninga hiji kalimah mangrupa hiji ayat kajabi firman Allah SWT “مدهآمتان” anu aya dina surat ar-Rahman.
Al-Qurtubi ngunggelkeun, para ulama sapuk yen di lebet al-Qur’an henteu aya hiji oge susunan kalimah anu a’jamiy (non Arab). Sarta aranjeuna sapuk yen di lebet al-Qur’an eta aya sababaraha jenengan sejen (non Arab) contona lafazh Ibrahim.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1)
Kalayan asmana Allah nu Maha welas tur nu Maha asih (Q.S:1:1)
Disebat Al-Fatihah hartosna bubuka kitab sacara tinulis. Sareng ku Al-fatihah eta dibukana bacaan dina Sholat.
Annas bin Malik nyaurkeun Al-Fatihah eta disebat Ummul Kitab nurutkeun jumhur ulama. Dina Hadits shohih nu di riwayatkeun ku imam Al Tirmidzi nu ka tampi ti Abu Huraeroh anjeuna nyaurkeun yen Rosululloh kantos ngadawuh:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْحَمْدُ لِلَّهِ أُمُّ الْقُرْآنِ وَأُمُّ الْكِتَابِ وَالسَّبْعُ الْمَثَانِي
Abu Huraeroh RA, anjeuna nyaurkeun. “Rosululloh SAW parantos ngadawuh: 'Al Hamdulillaah (surah Al Faatihah) nyaeta  ummul qur aan (inti Al Qur’an), ummul kitaab (inti Al Kitab) sareng as-sab'ul matsaani (tujuh ayat nu diulang-ulang)'." Shahih Al-Tirmidzi(3124), Shohih Abu Daud(131) Al Bukhari; as-Sab'ul Matsaani.

Abu Isa nyaurkeun. '"ieu hadits hasan shahih."

Wallohu a'lam

Nyambung Kana  Tafsir Ibnu Katsir QS:1:1 (Basa Sunda Bag2) 
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim: 1893)
Sebarkan jika Bermanfaat, Klik Tombol di bawah ini ^_^

Wednesday, March 23, 2016

Blogger

Ciri Khusus Agama Islam (basa sunda)


Dawuhan Allah SWT (Q.S Ali Imran:19)
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Nu hartosna:
saestuna agama mungguh Allah nyaeta islam, jeung teu aya nu pasalia jalma-jalma nu dipaparin al-kitab (maksudna nyaeta kitab-kitab nu di turunkeun samemeh Al-Quran), iwal sanggeus datangna penerangan pikeun maranehna, disababkeun kadengkian nu aya dintara maranehna, jeung saha be jalma anu kafir kana ayat-ayat Allah maka saestuna Allah nu gancang ngahisaban
Ngeunaan ayat diluhur, Ibnu Katsir dina tafsirna parantos nyaurkeun yen ayat eta mangrupikeun hibar ti Allah subhanahun wa Ta’ala  saestuna teu aya deui agama naon bae mungguh Allah, lian ti Agama Islam. Sedengkeun Agama Islam nyaeta ittiba’ (nuturkeun) rasul-rasul Allah nu diutus dina tiap zaman, dugi ka akhirna di tutup ku Nabi Muhammad SAW salaku panutup sadaya rosul. Mangka saha wae jalma nu ngagem hiji agama lian ti nu di syare’atkeun ku Nabi Muhammad sa ba’da anjeuna diutus teu di tampi mungguh Allah SWT.
Anapon (khosoishu dinil-islam) ciri khusus Agama islam pikeun ngabentenkeun sareng agama-agama salian ti islam sakumaha pidawuh-pidawuhna dina Al-quran diantawisna:
1.       Sumpingna ti Allah   (الرُّبَّانِيَّةُ)
Ku kanyataan Rasululloh umy (teu tiasa nyerat sumawona maca) dina waktos nampi wahyu eta ngajantenkeun hiji buktos yen  agama islam sanes damelan kangjeng Nabi Muhammad SAW estuning sumping ti Allah SWT
Sakumaha dawuhan Allah dina Q.S Al-Jumuah: 2
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Nyatana Allah nu geus ngutus pikeun kaom nu buta huruf hiji Rosul ti kalangan maranehna, nu macakeun ayat-ayat-Na ka maranehna, nyucikeun maranehna sarta ngajarkeun maranehna Kitab (Al-Qur’an) sarta Hikmah (As-sunnah). Jeung saestuna maranehna samemeh eta aya dina kasasaran anu nyata.
Dina ayat sejena Q.S Al-Ankabut:48
وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ إِذًا لَارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ
Jeung anjeun (Muhammad) teu pernah maca samemehna (Al-Quran) hiji kitab oge, jeung anjeun teu pernah nulis ku leungeun katuhu anjeun, saupamana (Muhammad pernah maca sarta nulis) maka karaguan pikeun jalma nu ingkar ka anjeun
Imam Syaukani rahimahullah nyaurkeun: “saupamina Nabi Muhammad SAW tiasa maca sarta nulis, tangtuna jalma-jalma bakal nyararita nyen ajaran anjeuna saukur hasil maca tina kitab-kitab Allah samemehna”
2.       Manusiawi (humanis) sarta alami (universal)  (الإِنْسَانِيَّةُ العَالَمِيَّةُ) 
Islam mangrupakeun agama anu saluyu sajalan sareng fitrah manusa, manusa ngagaduhan kacondongan mikacinta kana harta, tahta, keluarga, (anak istri). Saupamina aya sabagian agama nu ngalarang kana nikah, atanapi ngedahkeun ngajauhan kana harta tahta atawa sabangsana,  islam teu ngalarang kana hal salami teu ka leuleuwihi,  
Teras islam oge sifatna universal, saupami agama-agama samawi sateuacan islam mung berlaku kanggo hiji bangsa, hiji zaman, benten sareng agama islam nu sifatna universal.
Sakumaha pidawuh Allah dina Al-Qur’an (QS. As-Saba: 28)
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Hartosna:
Jeung teu pati-pati kami ngutus ka hidep Muhammad lianti pikeun sakabeh ummat manusa, salaku nu mawa kabar gumbira jeung peringetan, tapi kalolobaana jalma teu nyarahoeun
Sakumaha ayat nembe yen agama islam manusiawi jeung sarta alami likaafatinnasi (pikeun sakabeh manusa) sanes pikeun bangsa arab hungkul, sanes pikeun urang islam hungkul. Nu janten buktosna seueur doktrin/aturan agama islam nu berlaku oge pikeun agama di luar islam.
Kasauran Muhammad Abduh nu sifatna lenyepaneun
ذَهَبْتُ اِلَى الْفَرَنْسَا وَجَدْتُ الأِسْلاَمَ  وَلَمْ أَجِدُ الْمُسْلِمُ, وَ ذَهَبْتُ اِلِى الْقَاهِرَةْ  وَجَدْتُ الْمُسْلِمْ  وَلَمْ أَجِدُ الأِسْلاَمَ
Kuring indit ka Prancis kuring mendakan islam tapi teu mendakan urang islam, jeung kuring indit ka Mesir kuring mendakan urang islam tapi teu mendakan islam
Tina kasauran eta jelas masing urang luar islam lamun nu digunakeuna aturan-aturan islam bakal bisa dicirikeun tibatan urang islam nyalira nu teu ngagunakeun aturan islam,
3.       Kumplit/ integral sarta sampurna (الشَّامِلُ الْمُتَكَامِلُ)
Islam ngatur sadaya aspek kahirupan, urusah batiniyahna nu ngawengku syareat nu sampurna nu tos diajarkeun nu kangjeng nabi Muhammad SAW, teras lahiriyahna nu ngawengku kahirupan pribadi atanapi umum, dugika urusan  politik, aturan-aturan nagara, sadayana tos diatur jelas dina islam.
Allah parantos ngadawuh dina Q.S An-Nahl: 89
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
Jeung kami nurunkeun ka Anjeun (Muhammad) Al-Kitab (Al-Quran) pikeun ngejelaskeun satiap perkara jeung pituduh sarta rahmat jeung kabar gumbira pikeun jalma-jalma (muslim) nu nyerahkeun diri.
4.       Al-Basathoh (sederhana/ gampang)    (البَسَاطَةُ)
Inad-dina yusrun saenyana agama teh gampang (al-hadits shohih bukhari)
Sajalan sareng dawuhan Allah dina (QS. Al-baqoroh: 286)
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
Allah teu ngabebanan hiji jalma anging saluyu jeung kamampuana
5.       ‘Adil (adil) (العَدَالَةُ)
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ
Jeung ulah sakali-kali kangewa aranjeun ka hiji kaum, ngadorong aranjeun pikeun heunteu berlaku adil, kudu berlaku adil aranjeun, sabab adil leuwih deukeut kana taqwa, jeung kudu taraqwa aranjeun ka Allah saenyana Allah Maha uninga kana naon bae nu ku aranjeun dilakukeun (Q.S. Al-Maidah:9)
Teras deui aya kasauran kangjeng Nabi dina hadits ngeunaan kawajiban caroge ka istrina nu ka tampi ti Hakim bin Muawiyah nu di riwayatkeun ku bukhori secara muallaq nu di shohihkeun ku ibnu hibban :1268
تُطْعِمُهَا إِذَا أَكَلْتَ
Kudu mere dahar aranjeun ka istri aranjeun lamun anjeun dahar
Eta diantawis hadits nuduhkeun adilna aturan islam dina rumah tangga, seueur deui conto nu sejena salahsawiosna dina masalah hak waris nu disebat pameget nanggung istri ngakeup
6.       Saimbang dina sagala hal (التَّوَازُن)
Islam mangrupikeun agama nu mibanda konsep ka saimbangan nu teu mentingkeun urusan batiniyah wungkul, nanging urusan lahiriyah ge jelas diatur dina islam, salah sawios contona sakumaha dawuhan Allah dina Q.S Al-Imran: 159
وَشَاوِرْهُمْ فِى الأَمْرِ فَاِذَا عَزَّمْتَ فَتوَكَّلْ عَلَى الله
Jeung kudu musyawarah aranjeun dina hiji urusan, jeung dina nalika anjeun ngazam maka kudu tawakal ka Allah,
Dina ayat eta dijelaskeun tahapan tawakal nu mangrupakeun kagiatan batiniyah, ti kawit musyawarah (ngarencanakeun) diteraskeun ngamaksud sarta ngusahakeun bari soson-soson nu mangrupakeun kagitan lahiriah, saatosna kitu nembe diteraskeun kana tawakal, janten aya teh mah tawakal saupamina tos diusahakeun sakamampuana
7.       Ats-Tsabat wal murunah (mutlak sarta fleksibel)    (الثبات والمرونة)
Dina agama islam aturan-aturana aya nu sifatna tsabat /mutlak (teu bisa dirobah) nyaeta dina masalah ushul jeung maqosid, ushul anu berarti asal sifatna prinsip anapon maqosid berarti maksud. Saterasna salian ti nu sifatna mutlak aya oge aturan-aturan islam nu sifatna fleksibel (bisa robah) nyaeta masalah furu (cabang) jeung wassilah (perantara), hiji conto antawis ushul sareng furu, umat islam sadaya diwajibkeun ngalaksanakeun sholat eta mutlak kedahna, anapon dina masalah furuna aturan eta flexible, saupamina teu damang tiasa ngalaksanakeun sholat bari calik atanapi ngagoler, saupamina dina perjalanan nu tebih tiasa di jamak atanapi di qoshor, antawis maqosid sareng washilah contona, urang nganggo anggoan ngagaduhan maqosid (maksud) kanggo nutup orat, nutup oratna eta multak kedahna, anapon washilah, tata cara, mode tiasa beda-beda
Kumargi kitu janten jelas yen agama islam sholihun likulli zamaan wa makan (islam layak, cocok dina satiap zaman sareng tempat)
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim: 1893)
Sebarkan jika Bermanfaat, Klik Tombol di bawah ini ^_^

Cara-Cara Menghasilan Uang dari YouTube dengan Mudah

Saat ini, menghasilkan uang dari internet bukanlah hal yang mustahil. Salah satu cara mendapatkan uang tersebut adalah lewat YouTube. Cara m...